Biografi.my.id~sahabat siapa yang tak pernah mendengar nama Raden Saleh ketika membahas pelajaran seni lukis di sekolah? Mungkin kalian yang tak mendengar kemungkinan besar ketiduran atau lagi bolak balik pergi ke belakang hehe..
Raden Saleh merupakan pelukis legendaris Indonesia di zaman kolonial belanda yang sudah membuat ratusan seni lukis, nah kali ini mimin mau membahas sedikit tentang biografi Raden Saleh.
Raden Saleh memiliki nama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman, ayahnya bernama Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja (keturunan bangsa Arab) sedang ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Husen dari Terboyo dekat Semarang.
Kelahiran Raden Saleh memiliki dua pendapat ada yang mengatakan ia lahir pada tahun 1807 dan ada pula yang mengatakan ia lahir pada 1811.
Salah satu sumber yang mengatakan ia lahir 1807 bisa kalian lihat di Nusantara.com dan http://arsip.galeri-nasional.or.id/pelaku_seni/raden-saleh/dokumentasi/image, sebenarnya media yang mengatakan bahwa ia lahir 1807 sangat banyak dan memang menjadi pendapat terkuat, sedang untuk pendapat bahwa ia lahir 1811 bisa kalian lihat ms.m.wikipedia.org/wiki/Raden_Saleh.
Wikipedia terbaru yang membahas raden saleh menyebutkan 1807 dan 1811 bisa kalian lihat disini
Dimakam Raden saleh sendiri tertulis lahir kira kira 1813/1814
Jadi untuk kelahiran Raden Saleh bisa kalian pilih pendapat terkuat saja yaitu 1807 atau 1811.
Mohon maaf kami bukan bermaksud membuat bingung, mungkin video dibawah ini bisa menjadi rujukan pula mengenai Raden Saleh.
Masa kecil Raden Saleh
Raden Saleh dilahirkan dari Bangsawan Jawa atau keluarga ningrat, oleh sebab itu namanya mendapat gelar Raden dan merupakan cucu dari Abdoellah Boestaman.
Bakat melukis Raden Saleh sebenarnya sudah mulai terlihat dari saat ia sekolah rakyat (volks school) saat itu ia sudah gemar menggambar.
Saat usianya 10 tahun ia diserahkan oleh pamannya kepada orang belanda yang tidak lain adalah atasan pamannya di Batavia.
Raden Saleh sangatlah ramah dan pandai bergaul sehingga mempermudahkannya masuk dalam pergaulan lingkungan orang Belanda dan lembaga lembaga elit Hindia Belanda lainnya.
Raden Saleh ikut dalam ikatan dinas Kebun Raya Bogor yang di tarik oleh seorang berkebangsaan Jerman yang sekaligus adalah kenalannya bernama prof. Caspar Reinwardt, kebetulan di instansi tersebut ada seorang pelukis berkebangsaan Belgia bernama A.A.J Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat sebuah lukisan pemandangan di pulau Jawa untuk hiasan di kantor Departemen Van Colonieen di Belanda.
Disitu Payen tertarik akan bakat dari Raden Saleh yang kemudian membimbingnya dalam hal lukis melukis, bahkan sempat mengajak Raden untuk berkeliling pulau jawa hanya untuk mencari objek pemandangan sebagai bahan lukisannya.
Setelah merasakan bakat yang luar biasa dari Raden sebagai muridnya, Payen kemudian mengusulkan agar Raden Saleh belajar ke Belanda untuk lebih memperdalam ilmu seninya terutama dalam hal melukis, usulannya pun didukung kuat oleh gubernur Jendral G.A.G.Ph Van Der Capellen (memerintah tahun 1819-1826) yang memerintah pada waktu itu setelah melihat karya karya Raden Saleh dan kemudian pada 1829 Gubernur Capellen membiayai Raden Saleh untuk belajar ke Belanda.
Raden Saleh Di Eropa.
Saleh tidak mensiasiakan kesempatan untuk belajar seni dalam bidang lukisan dieropa apalagi dibiayai oleh pihak Belanda, ia belajar dengan tekun, 2 tahun pertama disana ia mempelajari bahasa Belanda terlebih dahulu agar mudah bersosialisasi, dan mempelajari tehnik dasar melukis selama 5 tahun pertama bersama Cornelis Kruseman seorang pelukis istana yang sering mendapat pesanan dari pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan, Saleh belajar melukis bersama Kruseman dengan tema pemandangan dari Andries Schelfthout.
Karena keseriusan dalam belajar Seni lukis dan memilih melukis sebagai bagian dari kehidupannya ahirnya banyak warga Belanda yang terpesona setelah melihat karya karya Saleh, Salehpun mulai dikenal banyak orang disana hingga ia berkesempatan menggelar pameran di Den Haag dan Amsterdam. Warga disana tak menyangka pelukis muda dari Hindia Belanda(indonesia pada masa penjajahan) mampu menguasai teknik lukis dan watak orang barat.
Masa belajar Raden Saleh sudah berahir yang juga beasiswa dari kas Belanda juga sudah dihentikan namun Raden saleh masih ingin lebih lama disana untuk mempelajari selain seni lukis yaitu "ilmu pasti,ukur tanah dan pesawat" atau dalam bahasa sana "wis-,land-,meet en werktuigkunde" sehingga ia mengajukan agar kepulangannya ke Hindia Belanda ditangguhkan. Kemudian dalam rapat perundingan antara mentri jajahan, Raja Willem 1 (L.1772-1843) dan pemerintahan Belanda menghasilkan bahwa Saleh boleh menangguhkan kepulangannya namun beasiswanya tetap dihentikan.
Kabar baik terjadi pada masa raja Willem II (L.1792-1849) Raden Saleh mendapat dukungan serupa dari pemerintahan Belanda untuk belajar apa yang dia inginkan, dan beberapa tahun kemudian ia berkesempatan untuk belajar ke luar negri seperti Jerman, bahkan ia dianggap sebagai tamu kehormatan disana. Di Jerman raden Saleh belajar kurang lebih lima tahun hingga ahirnya ia kembali lagi ke Belanda pada tahun 1844 yang kemudian menjadi pelukis istana disana.
pulang ketanah kelahiran
Di eropa Saleh telah belajar banyak hal hingga kurang lebih selama 20 tahun disana. ia kembali ketanah air sekitar tahun 1852 yang kemudian ia bekerja sebagai konservator lukisan pemerintahan kolonial dan mengerjakan sejumlah potret untuk keluarga kerajaan Jawa.
pada tahun 1962 Saleh menghibahkan sebagian tanahnya untuk dijadikan kebun bintang setelah ia membangun rumah di Cikini, dan hingga sekarang bekas rumahnya masih dipergunakan dengan alih fungsi menjadi Rumah Sakit PGI Cikini.
beberapa tahun kemudian tepatnya pada 1867 Saleh menikahi seorang putri dari keluarga ningrat keraton Jogjakarta bernama R.A Danudirja, setelah pernikahannya mereka pindah ke Bogor yang mana mereka tinggal dengan menyewa rumah yang letaknya tidak jauh dari Kebun Raya Bogor.
diketahui bahwa kemudian Saleh bersama istrinya pergi ke eropa mengunjungi negara negara seperti Belanda, Jerman,Paris dan Italia, namun saat di Paris istrinya jatuh sakit yang kemudian keduanya pulan ke tanah air lagi.
meninggalnya Raden Saleh
Raden Saleh menghembuskan nafas terahirnya pada 23 April 1880, sebelum meninggal ia mengaku diracuni oleh pembantunya yang ketahuan mencuri, namun setelah di teliti ternyata ia sakit karena dan meninggal karena adanya penyumbatan darah yang terjadi di dekat jantung.
kemudian jenazahnya di makamkan di kampung Empang Bogor, dengan di hadiri sejuumlah pejabat Belanda, orang orang desa serta anak anak sekolah terdekat waktu itu.
3 bulan setelah kematiannya tepatnya 31 Juli 1880 istrinya juga meninggal karena sakit, namun sakitnya sampai sekarang belum diketahui karena apa.
Lukisan Raden Saleh
Lukisan yang digambarkan oleh Saleh kebanyakan bernuansa Romantisme hal ini karena kemungkinan besar ia terpengaruh oleh Delacroix.
lukisan Raden Saleh yang terkenal hingga sekarang adalah lukisan yang berjudul "Penangkapan Pangeran Diponegoro".
"penangkapan P Diponegoro Karya R Saleh 1857" |
Penghargaan
karena kontribusinya dalam dunia lukis yang sangat mengesankan bagi banyak orang tak sedikit ia mendapatkan penghargaan seperti Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.), Commandeur met de ster der Frans Joseph Orde (C.F.J.), Ksatria Orde Mahkota Prusia (R.K.P.), dan Ridder van de Witte Valk (R.W.V.). bahkan untuk memperingati kematiannya yang ke 3 tahun Raja Willem III membuat sebuah pameran lukisan Raden Saleh yang diantaranya terdapat lukisan "hutan terbakar,berburu kerbau di Jawa, dan penangkapan Pangeran Diponegoro (Sebelum dibawa ke Indonesia)"
di Indonesia pad tahun 1969 melalui departemen pendidikan dan kebudayaan memberikan piagam Anugrah Seni sebagai perintis seni lukis Indonesia, dan pada masa Soekarno dilakukan pembangunan ulang makam R Saleh oleh Ir Silaban, dan sempat juga pada ahir 1967 PTT mengeluarkan perangko seri R Saleh dengan reproduksi 2 lukisannya, bahkan untuk mengenang beliau pada tahun 2008 sebuah kawah di planet merkurius dinamai dengan namanya.
terimakasih...
0 komentar
Post a Comment